 |
| Foto: Mirna/Paragraph |
KUDUS, parist.id – Institut Agama Islam Negeri Kudus menerima 1.429 calon mahasiswa baru melalui jalur SPAN-PTKIN. Jalur ini merupakan jalur pertama dengan jumlah kuota terbanyak yang akan diterima kampus.
Hal ini disampaikan oleh Kasubag Akademik Tim pelaksana Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Agus Wahyudi. Ia mengatakan jalur SPAN-PTKIN menyumbang jumlah terbanyak dari calon mahasiswa baru yang mendaftar.
“Perlu diketahui bahwa SPAN merupakan jalur pertama pelaksanaan di awal, kemungkinan mahasiswa yang diterima IAIN, peserta pasti mencari-cari prodi yang sesuai dan terbaik,” kata Agus saat ditemui reporter parist.id di ruangannya.
Setiap tahunnya, presentase calon mahasiswa yang mendaftar ulang mencapai 60-70%. Oleh karena itu kuota untuk jalur ini diperbanyak.
Ia melanjutkan, untuk tahun ini, seluruh seleksi penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan secara online, baik SPAN-PTKIN, UM-PTKIN, maupun Lokal Mandiri. Sementara itu, pendaftarannya mulai dibuka pada tanggal 19 januari 2021-17 februari 2021 lalu. Sedangkan pengumuman jalur SPAN telah diumumkan pada tanggal 12 April 2021 dan telah menerima calon mahasiswa sebanyak 1.429 peserta dari total daftar 5.800 peserta.
“Adapun dari jalur SPAN-PTKIN tahap 1 sebanyak 3.750 peserta, dan tahap 2 sebanyak 2050 peserta,” paparnya.
Terkait jurusan yang paling diminati, Agus mengatakan yang paling banyak diminati baik pada tahap 1 dan 2 adalah Jurusan Tarbiyah prodi PAI.
“Pada tahap 1 sebanyak 616, dan di tahap 2 sebanyak 506,” terangnya.
Dibandingkan tahun kemarin, ia mengaku tahun ini ada penurunan. Dengan jumlah kuota yang hampir sama seperti tahun kemarin, ia menargetkan tahun ini menerima sebanyak 3101 mahasiswa baik Strata 1 maupun Strata 2.
Salah satu calon mahasiswa baru, Naily Avida Defiana mengatakan kuliah di IAIN Kudus karena dekat dan anjuran dari orang tuanya. Alumnus SMA Negeri 1 Welahan itu mengaku bersyukur karena bisa lolos lewat jalur SPAN-PTKIN sesuai dengan jurusannya.
“Alhamdulillah lolos span. Awalnya guru BK menawari siapa yang ikut, terus aku ikut, Mbak. Soalnya kan lumayan seleksinya diambil dari nilai rapot. Jadi kalau lolos gausah ikut seleksi gitu,” ungkapnya saat dihubungi terpisah.
Hal senada juga diungkapkan oleh Umi jauharotus sa'diyah. Calon mahasiswa prodi Komunikasi Penyiaran Islam itu mengatakan alasan kuliah di IAIN karena dekat dengan rumahnya.
“Pengen kuliah di universitas yang Islam aja, deket dari rumah juga kok, Mbak,” kata Umi. (Putri/Indayanti/Rina/Magang)
