Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Jurnalisme Lingkungan Butuh Ruang: UIN Kudus Bahas Peran Media Alternatif dalam Isu Deforestasi

parist  id
Kamis, Oktober 23, 2025 | 14:52 WIB

Dokumentasi bersama peserta dan pemateri kegiatan Focus Group Diacussion KPI UIN Sunan Kudus (23/10).


Kudus, PARIST.ID - Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Kudus menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Deforestasi di Indonesia: Wacana Media dan Komunikasi Lingkungan pada Liputan Investigasi di Media Alternatif Siber". Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam UIN Sunan Kudus lantai 2, pada Kamis (23/10/2025).

FGD ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) kolaborasi dosen dan mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi akademik antar sivitas akademika, khususnya dalam bidang riset komunikasi lingkungan dan media alternatif. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa yang terdiri dari Primi Rohimi, Sunarni, Feri Kristianawati, dan Thalita Novia Salsabila.

Kegiatan ini dihadiri oleh jurnalis profesional, perwakilan pers kampus, serta mahasiswa Prodi KPI. Dalam forum tersebut, para peneliti tidak hanya memaparkan hasil riset mengenai bagaimana media alternatif seperti Mogabay dan Betahita mengangkat isu deforestasi melalui liputan investigasi, tetapi juga mengajak audiens untuk lebih peduli terhadap pemberitaan lingkungan yang kerap luput dari sorotan media arus utama.

Dosen peneliti, Sunarni dalam paparannya menyoroti terkait dilematika yang dirasakan media saat ini.

“Di media kita itu sedang mengalami turbulance, ekonomi politik media lebih banyak berfokus pada bagaimana menghasilkan uang operasional bagi perusahaan tanpa memprioritaskan fungsi media sebagai watchdog. Akibatnya, isu lingkungan sering terabaikan karena dianggap kurang menarik dibanding isu politik,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kehadiran media alternatif menjadi warna baru bagi perkembangan media jurnalistik di indonesia. Media-media yang dinilai mampu untuk memberikan perspektif baru dan menjaga idealisme jurnalisme di tengah arus kepentingan ekonomi dan politik yang kuat

"Munculnya alternatif siber ini memberi udara segar buat media jurnalistik di indonesia, artinya sekarang di Indonesia mulai bermunculan media alternatif yang lebih independen, lebih melihat isu publiknya, bukan drama, bukan karena kepentingan ekonomis semata, atau lebih berpihak ke pemilik modal. Nah ini mulai bermunculan meskipun engga banyak," Ungkapnya. 

Wartawan, Indra turut memberikan apresiasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa UIN Sunan Kudus.

“Sangat bermanfaat. Mudah-mudahan hasil penelitian ini bisa tersebar ke masyarakat yang lebih luas, agar publik tahu bahwa media-media seperti ini juga dibutuhkan dan perlu untuk dikonsumsi,” ungkapnya.

Sementara itu, dosen peneliti Primi Rohimi mengungkapkan langkah lanjutan dari hasil penelitian yang telah dilakukan timnya.

“Insyaallah, big data yang kami peroleh ini akan kami olah lebih lanjut untuk dipublikasikan ke jurnal ilmiah. Saat ini sudah ada jurnal Sinta 3 yang mengapresiasi dan siap menerima tulisan kami. Selain itu, jika ada konferensi-konferensi, kami juga akan memanfaatkan momentum tersebut untuk mempublikasikan hasil penelitian ini,” jelasnya.

Setelah pemaparan hasil penelitian, Kegiatan FGD dilanjutkan dengan dialog interaktif antara peserta dan pemateri sehingga diharapakan akan memperkaya hasil penelitian dan memberi wawasan baru pada kajian komunikasi lingkungan di UIN Sunan Kudus. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jurnalisme Lingkungan Butuh Ruang: UIN Kudus Bahas Peran Media Alternatif dalam Isu Deforestasi

Trending Now