Di balik setiap langkah buruh, terdapat kisah perjuangan yang tak terhitung jumlahnya. Buruh, sebagai tulang punggung perekonomian, telah memainkan peran penting dalam membangun masyarakat modern. Namun, perjalanan mereka tidaklah mudah. Sejak awal revolusi industri hingga era globalisasi saat ini, buruh telah menghadapi berbagai tantangan, mulai meminta hak hak dasar yang belum terpenuhi, diskriminasi, hingga memperoleh upah yang adil.
Perjuangan buruh dimulai pada abad ke-18 dan ke-19, ketika revolusi industri mengubah cara produksi dan kehidupan masyarakat. Pabrik-pabrik bermunculan, dan banyak orang berpindah dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan. Namun, kondisi kerja di pabrik sangat memprihatinkan. Jam kerja yang panjang, upah yang rendah, dan lingkungan kerja yang berbahaya menjadi hal yang umum. Buruh sering kali diperlakukan sebagai mesin, tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka.
Dalam konteks ini, muncul gerakan buruh yang berjuang untuk memperbaiki kondisi kerja. Salah satu tonggak penting dalam sejarah ini adalah pembentukan serikat pekerja. Serikat pekerja menjadi wadah bagi buruh untuk bersatu dan menyuarakan tuntutan mereka. Melalui aksi mogok, demonstrasi, dan negosiasi, buruh mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pengusaha. Tuntutan mereka meliputi pengurangan jam kerja, peningkatan upah, dan perbaikan kondisi kerja.
Meskipun telah ada kemajuan dalam perjuangan buruh, tantangan tetap ada. Di banyak negara, buruh masih menghadapi eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia. Di sektor informal, misalnya, banyak pekerja yang tidak memiliki perlindungan hukum dan terpaksa bekerja dalam kondisi yang sangat buruk. Mereka sering kali tidak mendapatkan upah yang layak dan tidak memiliki akses ke layanan kesehatan atau jaminan sosial.
Selain itu, globalisasi telah membawa tantangan baru bagi buruh. Perusahaan multinasional sering kali memindahkan produksi ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah, mengakibatkan hilangnya pekerjaan di negara asal. Hal ini menciptakan persaingan yang tidak sehat di antara buruh di berbagai negara, di mana mereka terpaksa menerima upah yang lebih rendah untuk tetap bersaing. Dalam konteks ini, solidaritas antarburuh menjadi semakin penting, karena mereka harus bersatu untuk melawan praktik-praktik yang merugikan.
Di era modern, perjuangan buruh telah mengambil bentuk yang lebih kompleks. Dengan kemajuan teknologi, banyak pekerjaan yang terancam oleh otomatisasi dan digitalisasi. Buruh di sektor-sektor tertentu harus beradaptasi dengan perubahan ini, dan banyak yang merasa terpinggirkan. Namun, di sisi lain, teknologi juga memberikan peluang baru bagi buruh untuk mengorganisir diri dan menyuarakan suara mereka.
Media sosial, misalnya, telah menjadi alat yang kuat bagi buruh untuk berbagi pengalaman dan membangun solidaritas. Kampanye online dan gerakan sosial sering kali dimulai dari platform-platform ini, memungkinkan buruh untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Contoh nyata adalah gerakan #MeToo yang tidak hanya mengangkat isu kekerasan seksual, tetapi juga memperjuangkan hak-hak buruh perempuan di tempat kerja.
Meskipun tantangan yang dihadapi buruh sangat besar, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik. Kesadaran akan pentingnya hak-hak buruh semakin meningkat di kalangan masyarakat. Banyak orang mulai menyadari bahwa kesejahteraan buruh adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Dalam konteks ini, peran pemerintah dan pengusaha sangat penting. Kebijakan yang mendukung perlindungan hak buruh, seperti upah minimum yang layak, jaminan sosial, dan perlindungan terhadap diskriminasi, harus diterapkan secara konsisten.
By Putri Pazriani dan Bu Primi Rohimi