Dokumentasi bersama KKN UIN Sunan Kudus, Kepala Desa, dan Warga setempat, saat melakukan kegiatan GETAMORI Sabtu (16/8).
Kegiatan diawali dengan sosialisasi biopori. Mahasiswa KKN menjelaskan manfaat lubang resapan biopori, mulai dari meningkatkan daya serap tanah, mengurangi genangan air, hingga menghasilkan kompos alami dari sampah organik. Antusiasme warga terlihat saat mereka mencoba langsung praktik pembuatan biopori menggunakan paralon sederhana.
![]() |
Dokumentasi Kegiatan Menanam Pohon, Mahasiswa KKN UIN Sunan Kudus dan Warga Setempat. |
Usai sosialisasi, acara dilanjutkan dengan penanaman 30 bibit pohon yang terdiri dari Grandis (10), Cassia Javanica (10), dan Tabebuya (10). Sebanyak 15 anggota kelompok KKN bersama perangkat desa dan masyarakat bergotong royong menanam bibit di titik-titik strategis desa.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk sekarang tapi juga masa depan. Pohon-pohon ini kelak akan menjadi peneduh, menyerap air, sekaligus memperindah desa. Saya berharap masyarakat Papringan bisa menjaga dan meneruskan gerakan baik ini,” ujar Kepala Desa Papringan, Bapak Amin Budiarto, S.E.
Sebagai penutup, mahasiswa bersama warga melakukan praktik langsung pembuatan tiga lubang biopori di lokasi berbeda, yaitu di rumah warga yang memiliki genangan air, rumah Kepala Desa, dan Balai Desa. Aksi sederhana ini menjadi contoh nyata penerapan ilmu yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
“Melalui GETAMORI, kami ingin meninggalkan sesuatu yang berkelanjutan. Pohon yang ditanam hari ini mungkin masih kecil, tapi suatu saat akan tumbuh besar dan memberi manfaat. Begitu juga biopori, meski sederhana, bisa menjaga keseimbangan lingkungan,” tegas Koordinator Desa KKN-MB kelompok 076, Althof Mikail.
Lebih dari sekadar program kerja, GETAMORI menjadi gerakan menanam kesadaran bersama. Dari 30 pohon yang ditanam hingga tiga biopori yang dibuat, Desa Papringan kini menyemai harapan baru: masa depan yang lebih hijau, sehat, dan lestari.