| Dokumentasi kegiatan galang dana oleh GEMATI pada (10/12) |
Beberapa saat kemudian, para barber datang ke lokasi. Kursi cukur sederhana dipasang, alat-alat potong rambut disiapkan. Aksi potong rambut gratis dengan sistem bayar seikhlasnya pun dimulai. Beberapa remaja tertarik, lalu memutuskan ikut duduk di kursi cukur.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi GEMATI dengan sejumlah barbershop di Kudus. Barber yang terlibat di antaranya berasal dari Barbershop Arumi dan Barbershoot Kudus. Potong rambut dilakukan secara gratis, sementara hasil donasi dari pengunjung sepenuhnya disalurkan untuk membantu korban bencana.
| Dokumentasi potong rambut oleh Barber |
“Kalau dari barber sendiri memang sering ada kegiatan sosial seperti ini. Biasanya kalau ada banjir, kita bantu lewat potong rambut gratis,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan serupa dapat menumbuhkan kepedulian sosial, khususnya di kalangan pekerja jasa.
“Semampunya kita. Kita sebagai tukang cukur ya bantu semampu kita,” tambahnya.
Salah satu warga yang ikut potong rambut, Zuhdi Adiwinata, menilai kegiatan tersebut memiliki dampak positif. Selain mendapatkan layanan potong rambut, ia merasa secara tidak langsung turut membantu saudara-saudara yang terdampak bencana.
“Cukup baik ya, karena ini membantu dari segi ekonomi juga, sekaligus galang dana untuk saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera,” katanya.
Ketua Umum GEMATI periode 2025–2026, Fazal Muttaqun, menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari musyawarah pengurus GEMATI dalam membahas agenda sosial bulan Desember. Kolaborasi dengan barbershop, menurutnya, justru datang dari inisiatif para barber itu sendiri.
“Alhamdulillah dari pihak barbershop yang menghubungi kami. Mereka tanya kapan ada galang dana, dan langsung kami respon,” ujarnya.
| Dokuemntasi aksi GEMATI di lampu merah |
Donasi yang terkumpul nantinya akan disalurkan melalui lembaga penyalur terpercaya.
“Opsi penyaluran bisa melalui Kitabisa atau Laziznu, baik Laziznu Kudus maupun Pati,” jelas Fazal.
Hingga penutupan donasi, GEMATI mencatat dana terkumpul sebesar Rp5.313.000. Angka itu menjadi bukti bahwa kepedulian dapat tumbuh dari ruang-ruang sederhana di pinggir jalan, dari kursi cukur, dan dari niat baik yang bergerak bersama.
Aksi GEMATI sore itu bukan sekadar tentang potong rambut atau kotak donasi. Ia menjadi pengingat bahwa solidaritas bisa hadir dalam bentuk paling dekat dengan masyarakat, dan bahwa sedikit kepedulian, ketika dilakukan bersama, dapat bermakna besar bagi mereka yang membutuhkan.

