Kampus, parist.id - Senat Mahasiswa (SEMA) bersama Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kudus menyuarakan aspirasi mahasiswa melalui aksi terbuka SERAPI (Serap Aspirasi Mahasiswa). Aksi ini sebagai tindak lanjut audiensi bulan lalu yang belum membuahkan hasil, Kamis (29/04).
Secara garis besar, aksi ini menitikberatkan pada tidak maksimalnya kinerja kampus dalam memenuhi hak mahasiswa pada perkuliahan semester genap. Ketua Senat, Muhammad Mukhlis mengatakan banyak keresahan dan kritikan dari mahasiswa yang harus didengarkan.
“Selayaknya simbiosis mutualisme, mahasiswa butuh kampus sebagai sarana belajar mengajar. Begitu juga kampus butuh perhatian mahasiswa sebagai bentuk kepedulian demi kemajuan bersama,” kata Mukhlis saat dihubungi via WhatsApp.
Dia menambahkan bahwa beberapa bulan lalu telah mengadakan audiensi dengan pimpinan kampus. Ketika ditanya bagaimana hasilnya, ia mengaku sampai saat ini belum ada respon yang nyata.
"Maka, dengan adanya aksi aspirasi ini pihak SEMA mengumpulkan data dan bukti untuk memperkuat audiensi dengan skala besar," jelasnya.
Sementara itu, dari pihak Dema Institut, Moh Khoirul Annas mengatakan aksi ini juga sebagai sarana menampung keluh kesah Mahasiswa dan juga Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di kampus.
Dari aksi ini, ia berharap kampus segera berbenah dan apa yang disuarakan oleh para mahasiswa bisa ditindaklanjuti dengan baik.
"Berharap adanya sterilisasi dan juga kondusivitas terhadap kampus. Semoga nantinya hasil daripada aspirasi ini bisa diindahkan oleh para pimpinan birokrasi kampus," ungkapnya.
Hal utama yang dikeluhkan adalah subsidi kuota. Sampai saat ini, belum ada subsidi kuota yang diberikan kampus. Padahal, tidak semua mahasiswa ekonominya berkecukupan sehingga kuota menjadi kendala.
Hal ini dirasakan oleh Roudlotun Nuril Fitriyah, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam semester dua. Selain itu, Ia juga mengeluhkan kurang efisiensinya VClass dan SMURT karena sering eror.
“Waktu mengumpulkan tugas sering telat dan banyak yang tidak absen karena eror," kata Nuril (Astuti/Mahiroh/Magang).