Best Viral Premium Blogger Templates

Bekal Pjtl, Peserta Pelajari Feature dan Penggalian Ide

parist  id
Senin, Oktober 18, 2021 | 08:20 WIB
JELAS: Peserta Pra PJTL mendengarkan penjelasan pemateri, Minggu (17/10/2021). (Foto: Mirna/Paragraph)

KAMPUS, parist.id – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Paradigma menggelar Pra Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) dengan mengusung tema "Penulisan Feature dan Penggalian Ide Narasi". Kegiatan ini berlangsung di gedung A kampus barat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus pada Minggu (17/10).

Pimpinan Umum LPM Paradigma, Muhammad Fatwa Fauzian, mengatakan, bahwa Pra PJTL ini sebagai bekal anggota untuk mengikuti PJTL.

"Pra PJTL ini nantinya sebagai pembekalan teman-teman ketika melangsungkan PJTL secara online dan offline," ungkapnya.

Pemateri pertama, dipaparkan oleh Pimpinan Redaksi LPM Paradigma, Hasyim Asnawi, menyampaikan bahwa dalam meliput berita harus konfirmasi terlebih dahulu terhadap narasumber.

"Dalam penggalian data, usahakan untuk konfirmasi terlebih dahulu. Karena setiap manusia memiliki karakter yang berbeda, apakah narasumber bersedia untuk di wawancarai atau tidak," jelasnya.

Hasyim menambahkan, dalam menulis feature dibutuhkan lead yang menarik pembaca. Ia menekankan kepada audien bahwa tugas jurnalis adalah menarasikan data bukan menyalin ucapan narasumber.

"Lead itu untuk menarik pembaca, ada 4 jenis lead yang digunakan yakni lead deskriptif, lead bercerita, lead ringkas, dan lead kutipan. Perlu diperhatikan bahwa jurnalis bukan menyalin ucapan narasumber. Tetapi menarasikan dan mengolah ucapan dari narasumber melalui bahasa kita sendiri dengan tetap berpatokan pada data," paparnya.

Lanjut pemateri kedua, disampaikan oleh Alumni LPM Paradigma, Faqih Mansyur Hidayat, menyatakan bahwa hal terpenting bagi jurnalis dalam penggalian ide adalah mengetahui pokok bahasan apa yang akan dibuat, seperti memunculkan isu yang sedang hangat. 

"Membuat berita itu yang terpenting kita tahu kita mau buat apa, penggalian ide itu bisa dengan memunculkan isu nasional. Melalui analisis framing kita bisa membatasi objek berita yang akan kita angkat," jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa menjadi jurnalis harus memiliki ideologi tersendiri. Wartawan media online itu juga mengungkapkan perlu adanya rasa kenyamanan dalam menulis untuk pengembangan diri.

"Jadi jurnalistik itu bukan hanya mengangkat isu yang terjadi, kita menulis untuk siapa? Masyarakat, pakailah hati nurani. Kita sebagai jurnalis harus memiliki ideologi. Jangan mau didekte orang, menulislah dengan karaktermu sendiri," pungkasnya. (En)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bekal Pjtl, Peserta Pelajari Feature dan Penggalian Ide

Trending Now