Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Etika Digital dalam Penggunaan AI: Tantangan bagi Mahasiswa di Era Digital

parist  id
Selasa, Desember 31, 2024 | 08:42 WIB
Dokumentasi penulis : Melati Priska

Kampus, PARIST.ID - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Salah satu inovasi terkini yang menarik perhatian adalah penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Di tingkat pendidikan tinggi, AI menawarkan hal baru bagi mahasiswa. Pada saat ini mahasiswa sering memanfaatkan teknologi AI, baik digunakan dalam pencarian informasi, pengerjaan tugas, maupun memahami materi pembelajaran. 

Namun, penggunaan AI dalam pendidikan tinggi juga menimbulkan masalah baru, terutama terkait dengan hilangnya etika mahasiswa saat memanfaatkan teknologi tersebut dalam pengerjaan tugas. Etika digital adalah aturan dan pedoman moral yang mengatur perilaku pengguna internet dan teknologi komputer. Kecanduan akan teknologi AI dapat membuat mahasiswa semakin menyepelekan integritas akademik jika dalam pemanfaatannya tidak disertai dengan perilaku yang bijak.

Pada beberapa kasus, ditemukan perilaku tidak bijak dan tidak etis, seperti menyalin dan menempel jawaban yang dihasilkan oleh AI secara instan. Hal ini kemudian menimbulkan masalah berupa plagiarisme. Plagiarisme adalah tindakan pengambilan karangan, pendapat, atau ide orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri atau yang lebih mudahnya adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Pengerjaan tugas seperti tugas mata kuliah, ujian, dan tugas akhir mahasiswa adalah contoh umum penggunaan AI dalam pendidikan tinggi yang rawan plagiasi. 

Dalam memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence, terdapat beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa berdasarkan nilai-nilai moral dan aturan akademik yang berlaku. Etika-etika yang dapat diterapkan meliputi menanamkan sikap jujur, memanfaatkan teknologi dengan bijak, bertanggung jawab, tidak menyalahgunakan informasi yang diperoleh, tidak menjadikan AI sebagai satu-satunya sumber, serta tetap menjaga dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sebagai kewajiban mahasiswa. 

Selain melalui penanaman etika-etika tersebut, plagiarisme sebagai dampak dari penyimpangan nilai-nilai dan etika yang berlaku dapat diminimalkan dan dihindari dengan menerapkan kebiasaan parafrase terhadap jawaban yang dihasilkan AI. Parafrase adalah pengungkapan kembali suatu tuturan tanpa mengubah pengertian atau maknanya. Parafrase dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk etika dalam kepenulisan karya ilmiah, sebab dampaknya dapat sangat bermanfaat dalam menurunkan resiko plagiarisme dari informasi yang dihasilkan AI.

Penggunaan AI dengan berbagai dampak yang dimilikinya perlu dipandang sebagai tantangan dari perkembangan zaman yang memerlukan penguatan etika dari mahasiswa. AI dapat dengan mudah disalahgunakan oleh mahasiswa untuk menghasilkan karya yang bersifat plagiasi sehingga dapat melanggar etika. Karena plagiasi merupakan tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar prinsip kejujuran akademik, maka dalam pembuatan tugas yang memanfaatkan AI dan bersifat plagiasi termasuk ke dalam pelanggaran etika. 

AI mampu memberikan jawaban cepat, tapi jika mahasiswa hanya mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas, maka mahasiswa akan kehilangan kesempatan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Tugas yang diberikan kepada mahasiswa bertujuan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Terlalu mengandalkan AI untuk menyelesaikan masalah akademik dapat menurunkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan analitis. 

Ketergantungan yang tinggi terhadap AI dalam pengerjaan tugas juga dapat menurunkan tingkat keaslian karya karena mendorong mahasiswa untuk tidak berpikir kritis terhadap suatu permasalahan karena mahasiswa bergantung penuh terhadap AI dalam pengerjaannya. Selain itu, penggunaan AI dalam jangka panjang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir dan belajar mahasiswa, karena mereka terbiasa mendapatkan jawaban instan tanpa berusaha memahami konsep dasar tugasnya.  

Dengan membatasi penggunaan AI dalam batas yang etis, mahasiswa dapat memastikan bahwa mereka tetap mendapatkan manfaat pembelajaran yang maksimal. Teknologi AI dapat menjadi alat yang efektif untuk merangsang ide dan membantu mahasiswa menemukan sudut pandang baru. Namun, mahasiswa sebaiknya menggunakan AI hanya sebagai alat bantu untuk memahami atau memperjelas konsep yang sulit dan mengembangkan ide mereka sendiri, bukan sebagai alat utama dalam menyelesaikan seluruh proses belajar.

Teknologi AI merupakan alat yang sangat potensial untuk mendukung pembelajaran mahasiswa di era digital. Namun, dalam penggunaannya harus diimbangi dengan penerapan etika digital yang kuat. Mahasiswa perlu bijak dalam memanfaatkan AI agar teknologi ini menjadi alat yang memperkaya proses belajar, bukan merusak proses belajar. Dengan berpikir kritis dan menggunakan AI sebagai alat bantu, mahasiswa dapat memaksimalkan manfaat teknologi ini tanpa melanggar nilai-nilai moral dan etika digital dalam menggunakan AI.

Daftar Pustaka

Gandasari, F., Koeswinda, A. S., Putri, A. K., Kumala, D. A. P., & Muftihah, N. (2024). Etika Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence dalam Penyusunan Tugas Mahasiswa. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(5), 5572–5578. https://doi.org/10.31004/edukatif.v6i5.7036

Yulita Fairina Susanti, T. S. dan M. L. (2020). PERTIMBANGAN ETIKA DALAM MENERAPKAN KECERDASAN BUATAN (AI) DI PERGURUAN TINGGI DI JAKARTA. IPMI International Business School, 1–12. https://repository.ipmi.ac.id/2591/1/Book

Penulis : Melati Priska Nuraini

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Etika Digital dalam Penggunaan AI: Tantangan bagi Mahasiswa di Era Digital

Trending Now