Organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) merupakan organisasi pergerakan mahasiswa dalam ruang lingkup perguruan tinggi. namun, OMEK bukanlah bagian dari perguruan tinggi tersebut, sehingga merupakan organisasi luar kampus. OMEK memiliki ideologi yang jelas sehingga ia mampu mengikat secara kuat seluruh kadernya. dan mampu membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Organisasi mahasiswa eksternal yang cukup eksis saat ini di sekitar IAIN Kudus, ada tiga yaitu IMM, HmI, PMII. dinamika ketiganya sebenarnya cukup terasa terutama menjelang perekrutan kader ataupun saat pemilwa.
Pada masa PBAK, dimana maba-maba yang masih polos tak tahu isi dunia kampus, akan menjadi sasaran empuk bagi OMEK untuk mengajak bergabung ke organisasinya. sehingga antar OMEK terjadi perebutan dan persaingan untuk mencari kader sebanyak-banyaknya. ini terlihat dimana PBAK IAIN Kudus yang seharusnya secara isi berkaitan dengan kegiatan internal kampus, malah dijadikan ajang pamer atribut OMEK, atribut-atribut OMEK tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegiatan PBAK. tidakkan tidak etis itu tentu saja mendapatkan respon dari OMEK-OMEK lainnya dengan melakukan protes secara tertutup.
Kekuatan OMEK telah menjadi the rulling class(kelas penguasa) di dalam kampus, karna banyak dari kader-kader OMEK menempati posisi strategis baik di SEMA, DEMA maupun HMPS. walaupun demikian, hanya salah satu OMEK yang dominan(tidak usah diperjelas pasti sudah tahu). karna setiap pos-pos struktural birokrasi kemahasiswaan telah diisi, dan mayoritas dari kader-kadernya sendiri. maka akan rentan terjadi pelanggaran baik secara hukum maupun secara etis. sehingga harus ada kelompok yang menjadi checks and balance. kelompok-kelompok tersebut tidak melulu dari eksternal kampus, bisa juga dari mahasiswa non-organisasi kampus atau dari organisasi internal. tetapi perlu diingit, kontrol kekuasaan harus dilakukan dengan sikap kritis objektf, jangan sampai karna kebencian emosional semata lalu melakukan kritik tanpa bukti yang jelas. tentu saja sebagai insan akademisi, objektivitas harus dikedepankan.
Selain itu, sudah dapat dipastikan mereka akan masuk kekelas-kelas dengan membuat wacana yang berbeda beda. wacana itu digunakan untuk menggiring pola pikir maba-maba sehingga secara tidak sadar membuat situasi afirmatif dengan apa yang diwacanakan. penyebaan wacana secara isi berkaitan dengan identitas, ideologi,tokoh alumni, tokoh kader kampus saat ini, dan sejarah organisasi. dan sebenarnya gerakan mereka lebih awal, sebelum PBAK berlangsung, mereka berlomba-lomba menghiasi depan kampus timur IAIN Kudus dengan bendera organisasinya dan tak lupa ucapan selamat datang untuk maba-maba. mereka tak mau ketinggalan dalam menunjukkan eksistensinya, siapa yang paling sering dilihat itulah yang sering diingat.
Tulisan ini mungkin agak terkesan negatif terhadap gerakan OMEK. Walaupun penulis juga sebenarnya mengikuti salah satu OMEK, tapi inilah realita yang sebenarnya terjadi. apa yang diharapkan dari OMEK-OMEK ini bukanlah persaingan yang tidak sehat sehingga menimbulkan gesekan yang tidak bermanfaat. toh sekalipun kalian ribut-ribut tetap tidak akan menaikkan akreditasi kampus. sebaliknya organisasi mahasiswa ekstra kampus ini seharusnya menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan intelektualitas. karna daya tawar dari OMEK itu memang geliat intelektualismenya. banyak tokoh-tokoh hebat yang lahir dari OMEK ini misalnya KH Said Aqil Siroj (PMII), Cak Imin (PMII), Nurcholish Madjid(HmI), KH Yahya Cholil Staquf (HmI), Anwar Abbas (IMM), Amien Rais (IMM).
Terakhir dari tulisan ini, ingin sekadar mengingatkan bahwa dari semua OMEK yang disebutkan, itu semua bernafaskan Islam. tentu harus diingat output dari organisasi haruslah kepada umat. maka sudah seharusnya gerakan mahasiswa Islam itu disemangati dengan Iman, diterangi dengan ilmu dan diaktualisasikan dengan amal perbuatan.
Yakin Usaha Sampai!
*Muhammad Rokib, Kader HmI Cabang Kudus Komisariat Dakwah-Ushuludin