 |
| Foto: Momen penyampaian sambutan pembukaan seminar sosio-ekologis. (sumber: Saniya/Magang Paradigma) |
Kampus, PARIST.ID - Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Pencita Nalar (UKM KPN) IAIN KUDUS menggelar seminar sosio-ekologi dengan tema "Problem Ekologi Di Area Muria Raya" yang berlangsung di perpustakaan IAIN KUDUS lantai 4, Senin (20/03/2023).
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni dosen IAIN KUDUS, Umi Qodarsasi, M.A, Direktur MRC (Muria Research Center) Indonesia yang juga pengajar psikologi lingkungan di FPsi UMK, DR. Mochamad Widjanarko, M. Si, dan Analis Mitigas Bencana BPBD Kudus, Moch. Hilmi Yahya, S.KM.
Direktur MRC Indonesia, Widjarnoko menyampaikan materi terkait data kerusakan Muria raya yang terjadi sejak masa orde baru hingga sekarang. Dalam pemaparannya menunjukan beberapa persoalan yang terjadi di muria raya, yakni longsor, bencana banjir, para pendaki yang gunung yang membuang sampah sembarangan, illegal logging, serta komersialiasi air yang berakibat buruk bagi lingkungan. Dinilai dari mata hukum pun tidak membenarkan hal itu.
"Air tidak boleh diperjualbelikan. Sudah tercantum di dalam pasal 33 tentang bumi, air, dan tanah adalah milik negara," ujarnya.
Selain itu, ia juga memaparkan terkait potensi yang ada di kawasan muria. Dari riset yang dilakukannya terdapat 68 jenis burung dan 109 jenis tumbuh-tumbuhan. Tak hanya itu, muria jugs memiliki banyak destinasi wisata seperti goa jepang, sungai belerang, air terjun montel, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dosen IAIN KUDUS, Umi Qodarsasi menjelaskan manusia dan lingkungan alam merupakan sebuah satu kesatuan sehingga perlu adanya kesadaran dan upaya-upaya guna meminimalisir terjadinya eksploitasi terhadap alam.
.jpg)
