Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Teater Satoesh Sukses Hidupkan Panggung dengan DAG DIG DUG

parist  id
Sabtu, Oktober 04, 2025 | 18:55 WIB

Suasana Pentas Produksi 2025 Teater Satoesh pada (1/10/25)

Kudus, PARIST.ID - Suasana kemeriahan terlihat di Gedung Auditorium Universitas Muria Kudus pada Rabu (1/10/25), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Satoesh UIN Sunan Kudus kembali menggelar Pentas Produksi 2025 yang sempat vakum selama 2 tahun lamanya. Tahun ini, Pentas Produksi 2025 Teater Satoesh berkolaborasi dengan UKM Teater Tiga Koma UMK dengan membawakan naskah “DAG DIG DUG” karya Putu Wijaya. 

Pertunjukan yang dimulai pukul 19.00 WIB dihadiri oleh 500 penonton, yang terdiri 300 penonton yang membeli tiket, tamu undangan, serta alumni. Antusiasme positif terlihat dari gelak tawa dan tepuk tangan dari penonton yang mengiringi pementasan. 

Di bawah sorotan lampu dan suasana rumah tua yang menjadi latar utama, “Dag Dig Dug” menghadirkan kisah realis penuh makna. Cerita dibuka dengan pasangan suami istri lanjut usia, Sugeng dan Hartini yang tengah menyiapkan wasiat dan membicarakan pemakaman mereka dengan seorang tukang gali kubur. Dari situ, kisah bergulir menjadi potret getir hubungan keluarga yang retak akibat warisan dan keserakahan.

Ketegangan memuncak ketika Cokro, adik Sugeng, merasa tidak mendapatkan hak yang sama dari surat wasiat. Pertengkaran sengit pun terjadi hingga berujung pada tragedi. Sugeng tewas dicekik oleh adiknya sendiri dan dimasukkan ke dalam peti. Diselimuti rasa kehilangan dan penyesalan, sang istri memutuskan menyusul suaminya ke peristirahatan terakhir. Adegan ditutup dengan Cokro yang menangis di depan dua peti, diiringi cahaya lampu biru-merah yang perlahan meredup meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.

Meski sarat konflik dan pesan kemanusiaan, pementasan ini tidak sepenuhnya muram. Kehadiran tokoh Ibrahim, sang tukang gali kubur, berhasil mencairkan suasana dengan sentuhan humor segar dan tarian singkat di beberapa bagian, menjadikan “Dag Dig Dug” tampil seimbang antara drama reflektif dan hiburan yang mengena.

Melalui naskah ini, Teater Satoesh mengajak penonton merenungkan nilai-nilai penting dalam hidup menjaga hubungan persaudaraan, tidak memperlakukan siapa pun dengan semena-mena, serta berlaku adil kepada sesama.

Rina Yunita Maulida salah satu penonton turut membagikan pengalaman serta apresiasinya menonton pementasan ini.  

"Selama hampir 2 jam saya menonton itu tidak bosan dan alur ceritanya cukup menarik, cukup membuat penasaran,” ungkapnya.

Di balik suksesnya acara, persiapan panjang telah dilakukan. Ketua Panitia Pentas Produksi 2025, Nabila Magdalena mengungkapkan persiapan yang dilakukan tim untuk pertunjukan ini selama enam bulan. 

“Acaranya ga selalu lancar, pasti ada halangannya sedikit-sedikit, tapi alhamdulillah temen-temen bisa melalui hambatan-hambatan tertentu dengan baik. Sehingga persiapannya sudah begitu matang dalam waktu 6 bulan, cukup matang dan cukup baik,” ujarnya.

Foto bersama setelah Pentas Produksi 2025

Magda juga turut memberikan apresiasi serta pesannya untuk teater satoesh mendatang.

"Kesan nya sangat bangga, terutama kepada seluruh pihak yang berproses dalam pementasan. Pesan nya tetap semangat, solid, komunikatif," tuturnya.

Melalui pementasan “DAG DIG DUG”, Teater Satoesh membuktikan bahwa seni teater masih mampu menjadi ruang ekspresi, hiburan, sekaligus refleksi yang dekat dengan masyarakat.

Reporter : Vivi Setyaningsih

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Teater Satoesh Sukses Hidupkan Panggung dengan DAG DIG DUG

Trending Now