 |
| SEMPIT: Terlihat beberapa pembeli sedang melakukan transaksi jual beli dengan pedagang (Foto: Putri/Paragraph) |
Kudus, parist.id – Beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Salah satu yang menjadi sorotan warga ialah harga cabai yang melonjak sampai 100 ribu rupiah per kilogram.
“Harga cabai rawit itu hampir menyamai harga cabai setan yang juga harganya 100 ribu rupiah,” kata Ummi, salah satu pedagang di Pasar Djarum Megawon, Kudus, Jum’at (19/03/2021).
Ummi (27) menyebut, sejak sepekan terakhir harga cabai rawit yang semula berkisar 60 sampai 70 ribu rupiah per kilogram, kini naik hingga 100 ribu rupiah per kilogram. Kenaikan harga ini, kata Ummi, disebabkan terbatasnya stok cabai dari para petani.
“Cuaca sedang tidak bagus, Mbak. Banyak hama yang menyerang juga, jadinya ya pasokan cabai ke pedagang menurun,” ujarnya saat ditemui reporter parist.id di kiosnya.
Naiknya harga cabai ini juga menyebabkan menurunnya omzet dari para pedagang. Ummi menaksir, omzet dagangannya turun dari 800 ribu rupiah per hari kini hanya mencapai kisaran 500 ribu rupiah per hari.
“Karena pembelinya sedikit, omzet kami berkurang, Mbak,” keluhnya.
Adapun harga bahan pokok lain seperti minyak goreng, beras, dan telur masih di angka yang cukup stabil. Minyak goreng dengan harga 26 ribu rupiah per liter, beras 10 ribu per kilogram dan telur sekitar 20 ribu per kilogram.
Ummi berharap, harga kebutuhan pokok di pasar kembali stabil, sehingg dapat membantu perekonomian keluarganya.
“Semoga ke depannya panen pertanian meningkat dan ekonomi membaik di semua kalangan,” harapnya.
Mahalnya harga cabai membuat sebagian warga mengurangi porsi pembelian cabai, Zunis salah satunya. Warga asli Megawon yang biasa ke pasar itu mengaku berhemat dalam mengunakan cabai untuk kebutuhan memasak.
“Biasanya ¼ kilogram cabai untuk tiga hari, sekarang untuk satu minggu. Ngirit (berhemat –red), Mbak,” ungkapnya saat dihubungi terpisah via WhatApp. (Putri,Febrian,Inda/Magang)
