WEBSITE: Rumah Jurnal IAIN Kudus mengelola 32 Jurnal, beberapa dintaranya bereputasi internasional. |
KAMPUS, parist.id – Setiap kampus mempunyai wadah untuk mengelola jurnal ilmiah untuk kebutuhan publikasi. Berada di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Kudus, Rumah Jurnal mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah di IAIN Kudus.
Belum banyak diketahui oleh mahasiswa, Rumah Jurnal telah berdiri sejak tahun 2017. Salah satu pengelola Rumah Jurnal, Fattah mengatakan Rumah Jurnal menjadi bagian dari Pusat Publikasi Ilmiah yang diketuai oleh Wahibur Rokhman.
“Adanya Rumah Jurnal ini berfungsi untuk menampung dan mengelola jurnal ilmiah di IAIN Kudus. Dibentuknya Rumah Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah yang ada di IAIN Kudus menjadi lebih baik dan lebih maju,” jelas Fattah kepada parist.id, Senin (12/07).
Lebih lanjut, Fattah menjelaskan bahwa Rumah Jurnal mempunyai sistem kerja yang cukup fleksibel. Adapun kegiatan di rumah jurnal cukup beragam, yang meliputi diskusi, pendampingan jurnal untuk penerbitan OJS ( Open Journal System), konsultasi untuk upgrade akreditasi, memetakkan jurnal ilmiah serta mendapat asupan materi mengenai strategi pengelolaan jurnal ilmiah.
“Perkembangan Rumah Jurnal dari tahun ke tahun cukup baik. Meskipun pandemi, kami masih dapat berproses untuk mengembangkan Rumah Jurnal,” terangnya.
Sementara itu, Aat Hidayat yang juga tim pengelola Rumah, menyampaikan bahwa di IAIN Kudus sudah ada 32 jurnal yang dikelola Rumah Jurnal. Bahkan, sambung Aat, IAIN Kudus sudah memiliki jurnal yang bereputasi nasional dan terindeks Scopus, yakni Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS).
“Hampir setiap program studi sudah memiliki jurnal ilmiah sesuai bidang keilmuannya masing-masing. Beberapa diantaranya seperti Qijis, Addin, Edukasia, Iqtishadia, Konseling Religi, Palastren, Fiqrah,” jelasnya saat dihubungi via WhatsApp, Senin (12/07).
Meskipun begitu, Aat mengaku masih ada lima jurnal di IAIN Kudus yang belum terakreditasi.
“Adapun 5 jurnal yang ternyata belum terakreditasi yaitu, Jurnal Konseling Edukasi, Tawazun, Jetli, Jurnal Pendidikan Matematika, dan Jurnal Community Development. Semoga bisa segera terakreditasi,” harapnya. (Lia/Zm)