Penandatanganan oleh Kepala Disbudpar Kudus sebagai bentuk peresmian (foto: dokumentasi tim KBPW) |
PARIST.ID, Kudus – Tahun ini, Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) gagas foklor tentang kemuriaan sebagai grand research. Terdapat 4 foklor yang ada, yaitu tiga belik dan satu punden. Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Zaini pada saat peresmian kantor Kampung Budaya Piji Wetan, Minggu (12/2/23).
“Sebagai tahapan awal setelah peresmian, tahun ini kita menggagas foklor dari 3 belik dan 1 punden. Ada yang kita riset sendiri, ada juga yang bekerjasama dengan instansi pendidikan dan hasilnya sudah menjadi buku. Narasumbernya kita ambil dari para ahli sejarawan dan juga ahli foklor. Dari semua riset itu kita berencana mengumpulkan menjadi satu, semacam sebuah museum.” Papar Zaini.
Zaini yang akrab disapa sebagai Jessy juga menuturkan tujuan dari penggarapan foklor itu. Urgensinya yaitu untuk memberikan khasanah cerita-cerita Mbah Sunan Muria kepada masyarakat, atau minimal masyarakat dapat mengambil ilmu dari cerita-cerita tersebut.
“Karena cerita yang beredar tentang Mbah Sunan itu banyak yang seolah menggambarkan keburukan. Seperti pembunuhan, kutukan, dan lain sebagainya. Masa sih seorang sosok Mbah Sunan kok seperti itu? Nah makanya kita jadikan foklor melalui riset-riset itu tadi.” Terang Jessy.
Keberadaan kantor KBPW ditujukan sebagai tempat berkumpulnya ide-ide yang akan digarap. Selain itu juga sebagai tempat kerajinan, lumbung baca, dan lini bisnis bernama “KBPW store” dari hasil karya masyarakat setempat.
Hadir sebagai tamu undangan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Matrikah sangat mendukung peresmian kantor KBPW. Menurutnya, dengan adanya kantor maka pengelolaan Kampung Budaya Piji Wetan akan lebih tertata.
“Ketika saya melihat adanya kantor seperti ini, hal pertama yang terlintas adalah manajemen dan administrasi pemanfaatannya akan lebih tertata. Tempat ini dapat menjadi showroom dari potensi karya masyarakat yang ada. Seperti kerajinan, seni, budaya, dan juga buku.” Ujar Matrikah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus sangat mendukung adanya peresmian ini. Bahkan Matrikah telah menyampaikan kepada kepala desa setempat untuk menambah dari segi sarana, prasarana, dan anggaran.
“Tadi sudah saya sampaikan ke Pak Kades terkait dukungannya di peningkatan anggaran dan sarpras. Supaya mereka yang berkarya makin semangat dan menjadi daya tarik bagi pengunjung. Pengunjung juga dapat merasakan fasilitasnya, seperti berlatih kesenian, membaca buku-buku, atau bahkan sampai membeli produk dari KBPW store.” Tambahnya.