Best Viral Premium Blogger Templates

Urgensi Transformasi IAIN Menuju UIN

parist  id
Rabu, Mei 17, 2023 | 10:17 WIB

 

Potret Gedung Rektorat dan Taman IAIN Kudus. (sumber: istimewa)


Kedatangan Menteri agama membawa kabar baik bagi kampus IAIN Kudus, gus Menteri menargetkan perubahan status IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus akan terlaksana pada tahun ini. Tersisa satu tahapan agar IAIN Kudus resmi menjadi UIN Sunan Kudus yakni dengan keluarnya pengesahan dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), lalu di teruskan untuk mendapatkan keputusan dari Presiden.

Ambisi IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus tidak dibentuk hanya dalam semalam, tercatat perencanaan transformasi tersebut mulai santer digaungkan mulai sejak tiga tahun yang lalu, yakni pada pertengahan tahun 2020. Tidak salah bila ambisi transformasi menjadi UIN Sunan Kudus semakin membara akhir-akhir ini, hal itu tidak lain dikarenakan ketertinggalan IAIN Kudus dalam bertranformasi daripada PTKIN berstatus IAIN se Jawa Tengah yang tengah lebih dulu berstatus UIN pada pertengahan tahun kemarin. Spekulasi bahwa IAIN Kudus bertranformasi menjadi UIN hanya untuk mengejar ketertinggalan terdengar sangat pragmatis, lalu apa sebenarnya urgensi IAIN menjadi UIN?

Jawaban dari pertanyaan itu bisa kita lihat dari sisi historis pencetus ide transformasi PTKIN. PTKIN pertama yang menginisiasi perubahan IAIN Menjadi UIN adalah IAIN Jakarta yang dinahkodai oleh Harun Nasution yang menjabat sebagai rektor periode 1973-1984, belum terealisasi pada periode tersebut, ide tersebut diteruskan oleh rektor era (1992-1998) M Quraish Shihab yang menyiapkan segala hal yang dibutuhkan hingga baru terealisasi pada kepemimpinan rektor Azyumardi Azra (1998-2006) transformasi tersebut sontak diiringi dengan infrastruktur yang memadai dan arah pengembangan yang diperjelas yakni universitas riset dan universitas kelas dunia. Harun Nasution dalam salah satu wawancaranya mengungkapkan bahwa transformasi IAIN menjadi UIN diperlukan untuk mencetak sarjana yang tidak hanya memiliki ilmu agama saja tapi juga ilmu umum untuk menjawab kebutuhan masyrakat dan tantangan dunia yang semakin kompetitif.

Suatu institut pada dasarnya hanya boleh menyelenggarakan pendidikan akademik pada rumpun tertentu. dalam hal ini rumpun pendidikan agama islam. Namun dalam pandangan Azyumardi Azra yang dikutip nata (2005: 23) menyatakan bahwa IAIN belum bisa banyak berperan optimal dalam bidang birokrasi, akademik, dan utamanya belum mampu merespon perkembangan IPTEK serta kompleksitas di masyarakat yang semakin disruptif.  Hal ini dikarenakan IAIN akan memandang Islam sebagai ilmu yang dikotomis sehingga perlu dipisah dari keilmuan lainnya. Hadirnya UIN akan mereduksi dikotomisasi tersebut dengan mengintegrasikan pengetahuan agama dengan pengetahuan IPTEK berbasis kreatifitas dan inovasi

Dasar lain transformasi IAIN menjadi UIN adalah untuk mengisi sektor- sektor kerja yang lebih luas untuk lulusan PTKI, dengan dibukanya berbagai formasi pendidikan dibidang ilmu modern seperti Sains, Ekonomi, Sosilogi, Teknik, hingga Kedokteran, diharapkan dapat membuka mobilitas lapangan kerja yang luas. Karena dibutuhkan generasi-generasi islami  disetiap sektor dalam lapisan masyarakat, sehingga segala tindakan dan keputusan yang diambil akan terus mempertimbangkan syaria’t dan kemaslahatan ummat.

Dengan bonus demografi yang negara ini miliki, generasi muda sudah sepatutnya terfasilitasi dengan hak untuk mendapatkan mutu terbaik sesuai dengan minat bakatnya yang sekaligus sejalan dengan keyakinanya. Perubahan IAIN Kudus menjadi UIN nantinya akan menjadi titik penentu arah baru kampus IAIN kudus untuk menunjukkan eksistensi dan peran nyata di dalam masyarakat lokal hingga global.


Opini ditulis oleh Arina El Widad (Pimpinan Umum LPM Paradigma 2023)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Urgensi Transformasi IAIN Menuju UIN

Trending Now