Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Nominal UKT Tinggi Tak Sebanding Dengan Fasilitas Kampus

parist  id
Selasa, Juli 11, 2023 | 09:16 WIB

Potret Kamar Mandi Gedung A Kampus Barat IAIN Kudus yang rusak (Foto : Anas/Paragraph) 


Kudus-Parist.id-Penentuan nominal angka Uang Kuliah Tunggal (UKT) IAIN Kudus telah tercantum dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 2022 Tentang Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Tahun Akademik 2022-2023. Dalam keputusan tersebut, menyatakan bahwa besaran UKT tingkat PTKIN ditentukan oleh beberapa tingkat golongan berdasarkan kemampuan perekonomian orang tua mahasiswa atau pihak wali yang bertanggung jawab serta ditentukan oleh kebijakan rektor. 

Dalam kurun waktu tiga tahun ini, nominal UKT IAIN Kudus telah mencapai angka Rp 4.100.000,00 pada grade V (lima). Kenaikan UKT ini cukup membuat resah oleh para mahsiswa. Pasalnya, tingkat kualitas sistem pembelajaran di bangku perkuliahan, fasilitas, serta akreditas kampus dianggap belum sebanding dengan besaran nominal UKT. Masih banyak akreditasi keprodian yang masih mendapatkan peringkat dibawah unggul sehingga berdampak bagi ijazah dan prospek kerja setelah kelulusan. Fasilitas gedung yang masih terbatas dan kurang meratanya laboratorium membuat sistem pembelajaran menjadi kurang maksimal. 

Sebagai upaya membantu mahasiswa dalam meringankan Nominal UKT Tinggi Tak Sebanding Dengan Fasilitas Kampus nominal UKT, kampus membuka kesempatan pengajuan banding UKT selama dua hari pada tanggal 22-23 Juli 2022. Pengajuan banding ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang memang sedang mengalami kondisi ekonomi melemah, orang tua sakit parah, meninggalnya salah satu orang tua, terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan orang tua dinyatakan pailit atau penurunan pendapatan. Sehingga kesempatan banding UKT ini sangat dinanti-nanti oleh mahasiswa, salah satunya Rahman, mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester akhir ini mengatakan bahwa pengajuan banding UKT sangat membantu. Dia mengaku, mau berapapun nominal yang ditetapkan pasca banding tentunya meringankan beban perekonomian yang tengah sulit. “Ya ingin meringankan tanggungan, senajan 900 kuwi kategori murah. Tapi sangat membantu bagi mahasisiwa yang bayar UKT dari penghasilan kerja sendiri. Satus ewu kuwi gede nilainya kanggo zaman saiki” ungkapnya saat diwawancara pada Rabu (26/10/2022). 

Pengajuan banding UKT yang hanya dibuka selama dua hari itu sangat disayangkan oleh banyak mahsiswa. Sebab, hal ini membuat mahasiswa dengan domisili luar kota harus mengurus berkas dengan waktu yang singkat. Ditambah lagi, hari sabtu adalah jadwal libur jika berniat mengurus berkah di kantor kelurahan desa untuk Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Pengennya mengajukan banding, tapi perjalanan panjang tidak memungkinkan untuk mengurus berkas dengan cepat,” ulasnya saat diwawancarai melalui WhatsApp pada Senin (10/10/2022). Mendengar tanggapan dari banyak mahasiswa, selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kisbiyanto memaparkan bahwa pengajuan banding UKT tidak bisa mencakup keseluruhan mahasiswa yang mengingkan banding. “Mungkin ini salah satu strategi tim keuangan, kalau dibuka satu bulan nanti mahasiswa yang mengajukan banding membludak,” ucapnya saat ditemui di ruangan wakil rektor pada Selasa (18/10/2022). Kisbiyanto menerangkan bahwa kampus memberikan kuota sebanyak 10% untuk penerimaan banding UKT. “Tidak banyak, hanya 10 % saja,” ucapnya. Kemudian hasilnya, sebanyak 241 mahasiswa berhasil menerima banding UKT. Akan tetapi, aloksi dana untuk pemberian banding UKT justru mempengaruhi hasil pendapatan. Pada awalnya kampus menargetkan pemasukan dana sebanyak 65 Miliar pada tahun ini, namun hanya mendapatkan 55 Miliar. Sementara jumlah minus 10 Miliar telah dialokasikan kepada mahasiswa


Rektor Berjanji Tidak Lagi Menaikkan UKT 

Banyak mahasiswa beranggapan bahwa naiknya nominal UKT tidak sebanding dengan sarana prasarana yang didapatkan. Pasalnya, mahasiswa mengeluhkan terkait fasilitas yang sudah tidak layak huni. Seperti yang diungkapkan Ichsan, mahsiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam itu mengeluhkan terkait fasilitas kamar mandi kampus. Sebab, beberapa kamar mandi tidak terdapat lampu sehingga menyulitkan pengguna. Dia menambahkan bahwa terdapat dua water closet yang sudah rusak parah dan tak kunjung diperbaiki. “Kamar mandi Gedung A ada tiga. Kondisi closet sudah ditutupi dengan pasir dan pintunya telah disegel. Sementara yang lain sudah tidak bisa digunakan untuk BAB, sebab kotoran yang masuk ketika disiram bukannya hilang malah justru naik,” terangnya ketika dijumpai pada Selasa (27/10/2022). 

Potret suasana wawancara Tim LPM Paradigma dengan Rektor IAIN KUDUS, Abdurrahman Kasdi (Foto : Anas/Paragraph)

Tidak hanya Ichsan, mahasiswa kampus barat lainnya, Indriyani juga mengeluh perihal peralatan sholat perempuan kampus barat. Mukena yang sudah lama tidak dicuci menimbulkan bau yang menjadikan pengaruh dalam kekhusyukan beribadah. “Selain bau juga banyak sudah tidak layak pakai,” ucap Indri. Dari keluhan tersebut, Wakil Rektor III, Kisbiyanto menekankan bahwa pentingnya kesadaran mahasiswa dalam merawat fasilitas bersama. Adapun permasalahn lain yang masih digemborkan mahasiswa adalah tempat wudlu perempuan di masjid kampus timur yang masih terbuka. Oleh karenanya, sejak keluhan ini diadukan kepada pimpinan, rektor mengambil tindakan dengan memberikan fasilitas penutup dinding bagi tempat wudhu perempuan. Hal ni terpantau oleh tim riset pada 31 Oktober 2022. Tim Riset memutuskan untuk menggelar pertemuan dengan rektor untuk menyampaikan segala aspirasi dari teman-teman mahasiswa. Pada Jumat, (26/08/2022) kami menemui Rektor IAIN Kudus, Abdurrahman Kasdi. 

Hal utama yang membuat mahasiswa resah adalah kenaikan UKT di setiap tahunnya. Oleh karena itu, rektor berjanji bahwa diperiode menjabat sebagai rektor, tidak akan lagi menaikkan besaran nominal UKT. “Saya berjanji tidak akan menaikkan UKT selama saya menjabat,” ungkpnya dengan tenang seolah memahami keresahan yang dirasakan mahasiswa. Pada tahun ini, IAIN Kudus mempercepat pembangunan infrastruktur. Diantaranya pembangunan gedung kuliah, pembangunan tahap 1 Poliklinik Umum, dan renovasi Gedung Olahraga (GOR). Rektor mengatakan bahwa percepatan pembangunan ini dalam rangka untuk menuju UIN sekaligus sebagai Badan Layanan Umum (BLU). “Gor sedang direnovasi, tampilannya dibuat menarik untuk wisuda. bahkan bisa untuk sewa resepsi pernikahan, tetapi harus BLU,” terang Kasdi. Rektor berharap kampus memiliki sumber pendapatan selain dari UKT dan pemerintah sehingga tidak lagi membebankan dana kepada mahasiswa. 

Jika dirasakan perbedaan fasilitas kampus dari tahun ke tahun selalu ada pembenahan. Seperti pembangunan taman dan gazebo di beberapa titik fakultas. Gazebo cukup berguna untuk mahasiswa berdiskusi, mengerjakan tugas, nahkan bersantai. Akan tetapi, fasilitas yang bagus jika tidak diimbangi semangat dan prestasi belajar yang tinggi, hanya menjadikan kampus sebagai tempat ajang perlombaan gedung bertingkat. Oleh sebab itu, naiknya nominal UKT harus dibarengi dengan kualitas daya pikir warga kampus yang maju. 


Alf/Rin

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nominal UKT Tinggi Tak Sebanding Dengan Fasilitas Kampus

Trending Now