Best Viral Premium Blogger Templates

Memetik Petuah Cinta Dari Ibunda

parist  id
Selasa, Januari 05, 2021 | 19:45 WIB


Buku Nasihat Cinta dari Ibunda


Judul Buku           : Nasihat Cinta Dari Ibunda

Penulis                  : Irsyad Roqiyul Azmi

Penerbit                : Parist Penerbit

Cetakan                : Kedua, November 2020

Tebal                    : 152

ISBN                    : 978-602-0864-48-8

Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Meskipun terkadang petuah dan nasihat ibu sering diabaikan bahkan dianggap kuno oleh anaknya sendiri karena telah mencampuri urusannya, termasuk dalam kisah asmara. Buku ini hadir untuk menolak stigma negatif tersebut dan menunjukkan nasihat-nasihat  ibu yang masih relevan sampai sekarang.

Buku yang menggambarkan representasi wujud cinta dan perduli terhadap putranya. Juga  wujud bakti seorang anak yang sangat menghormati ibunya. Mengamini segala nasihat-nasihat ibu, lebih-lebih dalam urusan cinta. Lewat buku ini pembaca akan ditarik masuk dalam dimensi kehidupan nyata. Bagaimana seorang anak mengaplikasikan nasihat-nasihat ibunya di kehidupannya secara nyata, dan ia percaya ada hal tak terduga selalu membawa berkah atas takdim kepada ibunya.

Buku non fiksi ini terbagi dalam tiga bagian. Pada bagian awal diselipi pengantar dari KH. M. Ulil Albab Arwani pengasuh pondok tahfidh Yanbuul Qur’an Kudus dan juga dari penulis. Bagian I ini pembaca akan disuguhi 17 cerita yang masing-masing menggambarkan petuah cinta dari sang ibu untuk putranya.

Pada cerita pertama  sampai ketiga, pembaca langsung disuguhi nasihat-nasihat ibu perihal penantian jodoh. Wejangan sekaligus teguran bagi  putranya dalam menemukan pendamping hidup. Bagaimana memilih istri yang benar-benar mencintainya lewat ketaatannya. “Pilihlah wanita yang benar-benar mencintaimu, nang. Tanda cintanya wanita itu terletak pada ketaatannya. Puncak cinta seorang istri adalah ketaatannya pada suami,” (hal 18).

Wejangan-wejangan yang tersirat lewat pesan ibu perihal bagaimana seorang lelaki harus bersikap. Mencintai istri dengan sepenuh hati, bukan dengan membentak apalagi menghujat. Kesaksian ibu atas kekuatan cinta dalam pernikahan, pernikahan yang menjadikan jalan menuju ketakwaan. “Nang, jadikanlah istrimu jalan menuju surga. Jalani dengan penuh cinta, agar menggiringmu semakin dekat kepada-Nya. Mampu membuatmu semakin takwa, sebab berkah dari syukurmu,” (hal 22).

Memilih seorang istri berarti menerima segala kekurangan dan menghargai keberadaannya. Membaca buku ini, kita juga akan diajak untuk mensyukuri apapun pemberian rezeki dari Allah SWT.

 Pada cerita selanjutnya, pembaca akan digiring untuk memasrahkan segala urusan kepada Allah, termasuk menitipkan jodoh kepada-Nya. “Jangan pernah hanya mengejar kesempurnaan pasangan. Apapun yang terjadi, itulah bagianmu. Jodoh itu rezekimu, hanya diberikan untuk mu. Menghargai keberadaannya adalah bentuk syukurmu,” (Hal 25-26).

Betapa tulus dan perdulinya ibu. Dalam doanya yang makbul. Ia selalu memiliki cara unik dalam mengekspresikan cintanya. Bahkan seorang ibu rela melepaskan kebahagiaannya demi kebahagiaan anaknya. Hal sekecil apapun dalam tumbuh kembang buah hatinya adalah anugerah kebahagiaan bagi ibu. Dalam cerita ketujuh ini pembaca akan merasakan lengkapnya wejangan ibu, cerita ini melibatkan fitrah ayah, ibu dan anak . “Jangan pernah membentak ketulusan ibu, dengan kamu membentak anaknya. Tidak ada seorang ibu yang rela melihat anaknya dibentak. Seorang ibu pasti ikut merasakan sedih. Begitupun sebaliknya,” (hal 34).

Laki-laki adalah kepala keluarga. Dan sebaik-baiknya kepala keluarga adalah ia yang mampu meneladani sikap Nabi Muhammad Saw. Lagi-lagi ibu mengingatkan putranya yang kelak akan menjadi ayah. Ibu juga mengingatkan agar putranya dapat belajar tersenyum seperti ayahnya meskipun sedang dihantam banyak permasalahan. “Meneladani kanjeng Nabi Muhammad Saw yang tidak pernah mengeluarkan amarah terhadap anaknya. “Seorang anak butuh dididik dengan hati, bukan dihakimi tanpa dimengerti,” (Hal 35).

Masuk ke bagian II, penulis menyuguhkan makna cinta menurut kiai. Ada 13 penjelasan cinta menurut para kiai pilihan penulis. Ditutup di Bagian ke III penulis memberikan tirakat mendoakan anak, mulai dari dalam kandungan, menuju melahirkan, lahir hingga tumbuh besar.

Buku ini pas dibaca untuk kalangan anak muda yang masih dalam menitih karir, atau remaja yang sedang bimbang ihwal jodoh. Tidak hanya untuk dibaca kalangan putra saja, buku ini juga perlu dibaca kalangan putri sebagai washilah. Nasihat-nasihat ibu dalam proses menuju ridha Allah SWT membangun keluarga yang harmonis sesuai ajaran islam.

Meskipun setelah membaca, ada beberapa yang tidak sinkron antar bagian. Kiranya itulah sedikit kekurangan dari buku ini. Buku ini pas dibaca muda-mudi dan dijadikan sebagai referensi memperbaiki diri. Agar dimudahkan dalam penantian jodoh menuju pertemuan dan membersamainya kelak hingga ke jannah-Nya.

*Diresensi oleh Windy Aprilya Pangastutik, Mahasiswa PGMI IAIN Kudus

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Memetik Petuah Cinta Dari Ibunda

Trending Now