![]() |
Potret mahasiswa KKN 2025. |
Jika pada tahun-tahun sebelumnya mahasiswa masih menerima dana pendukung operasional, tahun ini mahasiswa benar-benar harus mandiri. Tak ada dana anggaran stimulan untuk program, dan tak sedikit pula yang harus mengeluarkan uang pribadi demi kelancaran kegiatan di lokasi KKN.
Daniyal, salah satu peserta KKN mengungkapkan bahwa, "setiap kegiatan itu butuh anggaran, jadi anggaran itu penting."
Tak sedikit mahasiswa yang harus cari cara sendiri untuk membiayai programnya. Mulai dari proposal ke desa, donatur lokal, bahkan patungan dari uang pribadi.
Hal serupa juga disampaikan Firza. Ia menyebut, dukungan dana sangat memengaruhi kelancaran teknis kegiatan, “Tahun sebelumnya kabarnya ada dana dari kampus sekitar Rp 700.000 per kelompok, sedangkan tahun ini tidak ada, ini membuat kami harus memutar otak lebih atas hal tersebut," katanya.
Di Tengah Tantangan, Mahasiswa Tetap Dituntut Maksimal
Meski begitu, para peserta KKN tetap berusaha menjawab tantangan ini dengan berbagai cara. Beberapa kelompok mencoba menjalin kerja sama dengan perangkat desa, menggalang dana swadaya masyarakat, atau mengubah program menjadi bentuk yang lebih sederhana namun tetap bermakna.
Menanggapi hal ini, Panitia pelaksana KKN berinisial "SN" menyebut bahwa kondisi ini tak lepas dari kebijakan efisiensi anggaran di tingkat nasional.
“Kami kehilangan anggaran sekitar 72 miliar rupiah tahun ini. Semua instansi pendidikan kena dampaknya, termasuk Kampus khususnya KKN kali ini,” jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa "Awalnya itu KKN malah dijadikan satu dengan program dengan program PPL dan PKL. nah itu kemarin sempat menimbulkan polemik."
"Akhirnya Pak rektor itu dengan kebijaksanaan hatinya beliau tetap melaksanakan KKN dengan seefisien mungkin nah dari situ Pak rektor memberikan kebijakan terkait ini yang dikeluhkan oleh mahasiswa," Ungkapnya.
SN menambahkan bahwa kampus tetap berupaya menjalankan KKN sebagai bagian penting dari kurikulum, meski harus menyesuaikan dengan kondisi fiskal.
“Kami tahu mahasiswa berharap ada dana, tapi secara struktural, anggaran yang tersedia tidak memungkinkan. Ini bagian dari kebijakan pusat yang memprioritaskan program lain,” ujarnya.
![]() |
Potret Mahasiswa KKN 2025. |
Meski keterbatasan dana, antusias mahasiswa untuk mengabdi tidak berkurang sedikitpun.
"dari kami akan terus mengabdi lebih maksimal dan lebih kerja keras lagi dan lebih semangat, agar lebih bermanfaat untuk masyarakat setempat," Ungkap Firza dengan nada semangat.
Ketiadaan dana tak menyurutkan langka mahasiswa KKN 2025, justru menguatkan tekad mereka untuk terus mengabdi dengan cara-cara yang lebih kreatif dan bermakna.