Ridwan Maulana, begitu ia biasa disapa. Mahasiswa asal Provinsi Banten itu mulai berniat
mencalonkan diri menjadi Presiden Mahasiswa (Presma) atas usulan dari
teman-temannya. Ia memang kerap mendengarkan keluh kesah temannya perihal
permasalahan kampus. Termasuk salah satunya adalah urusan program kerja dari
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA).
(doc. pribadi) |
"Mereka mengungkapkan kejenuhannya terkait program kerja DEMA
kemarin yang dinilai cukup sepi. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya
teman-teman ingin saya maju. Saya ingin memprioritaskan hak mahasiswa secara
keseluruhan. Khususnya dalam pengembangan keahlian," ujar capresma nomor
dua itu di Kantin Adem Ayem STAIN Kudus, Rabu, belum lama ini.
Dalam pemilihan umum mahasiswa raya ini Ridwan diusung oleh sembilan
partai. Diantaranya, Partai Insan Cita (PIC), Partai Kesatuan Keadilan dan
Kemahasiswaan (PK3), Partai Demokrasi Mahasiswa (PDM), Partai Reformasi
Mahasiswa (PRM), Partai Solidaritas Kampus (PSK), Partai Mahasiswa Islam (PMI),
Partai Daulat Mahasiswa (PDM), Partai Stop Pembodohan (PSP) dan Partai
Mahasiswa Progresif (PMP).
Ada 16 Program Kerja Unggulan yang direncanakannya. Beberapa diantaranya
ialah menyelenggarakan Olimpiade Matematika Mahasiswa, Kartu Pintar DEMA STAIN
Kudus, serta Bursa Obrolan Politik dan Perkembangnya (BOP).
Ia menginginkan pengembangan potensi dari diri mahasiswa, khususnya di
bidang pengetahuan, seni, softskill dan speaking. Menurutnya, itu
menjadi keharusan bagi DEMA untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk
mencapai kreatifitas dan tujuannya.
"Melalui program Kartu Pintar, misalnya, bagi mahasiswa yang mengikuti
ajang perlombaan di luar kampus bisa mendapatkan suntikan dana," jelasnya.
Program lainnya, seperti Kawan Bumi (KB), Forum DEMA Siaga Bencana
Nasional (FDSBN), Kolaborasi Kebaikan Gebyar Ramadan (KKGR), Gebrak PAKUMIS
(Gerakan bersama Rakyat Atasi kawasan Padat, Kumuh dan Miskin), serta Gemaripah
(Gerakan Masiswa Mandiri Sampah). Itu juga sebagai wujud mendukung bakti
mahasiswa kepada masyarakat.
Sejak mengenyam pendidikan di bangku Madrasah Tsanawiyah, jiwa
kepemimpinannya dalam berorganisasi memang sudah terasah. Di MTs Al Amanah Al
Gontory Cabang Tangerang, ia dipercaya sebagai Ketua angkatan sejak kelas 3 MTs
sampai 2 madrasah aliyah.
Memasuki masa perkuliahan, ia sempat aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa
Kelompok Pecinta Nalar (UKM KPN). Kepeduliannya dalam bidang keagamaan dan
sosial dibuktikan melalui pemikiran dan aksinya. Pada Maret lalu, ia menjadi
salah satu inisiator sekaligus ketua pelaksana Aksi Solidaritas untuk Etnis
Rohingya.
“Semua itu harus didasari prinsip kebersamaan, solidaritas, menghargai
minoritas dan tidak hanya mementingkan kelompoknya,” katanya. (Ishmah/ AY/FAR)