Best Viral Premium Blogger Templates

Meriahkan International Coffee Day, KBPW Gelar Coffe Battle

parist  id
Senin, Oktober 04, 2021 | 12:45 WIB
Battle coffee tradisional dan modern di atas panggung ngepringan, Minggu (03/10).
Foto: Indayanti/Paradigma


KUDUS, parist.id - Komunitas kreatif Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus memperingati hari kopi internasional dengan menggelar Coffee Battle antara Kopi Greng bersama Mbah Sunarsih dan Baidlowi vs Arabika dan Robusta Muria bersama Icad dan Anjas pada agenda minggu sehat #7, Minggu (03/10).

Coffee Battle kali ini bertemakan "membedah dapur dan segmentasi pasar kopi modern dan tradisional."

Saat inti acara ada 4 peserta yang mencoba dan memberikan nilai perbandingan dari kedua kopi tersebut. 

Pencicip pertma, Rr Lilik Ngesti Widiasuryani selaku Kepala bidang kebudayaan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kudus mencicipi rasa kopi tradisional di zaman dulu yang baru diracik.

"Kalau yang tak minuman ini kan sudah dingin. Ampasnya yang di atas itu sudah turun, mengendap. Padahal yang bikin enak itu," ungkapnya.

Ketika diminta membandingkan ia menilai fifty-fifty. Menurutnya secara spesifik berbeda, baik dari cara membuatnya, stylenya, dan bagaimana mengenai kopi. Semua punya ciri khas dan pasar sendiri-sendiri. 

"Kalau saya sudah seperti Bu Sunarsih saya suka tradisional, tapi karena saya di tengah-tengah jadi saya suka keduanya, biar tidak boros. Dua-duanya dapet," komentarnya.

Sependapat dengan Lilik Ngesti, Tatik sebagai pencicip yang kedua juga menilai fifty-fifty antara racikan kopi tradisional dengan kopi modern

Lain halnya dengan Mas Muna, ia menilai dari sisi storynya. 

"Kalau saya lebih seneng yang tradisional. Karena saya mengenal kopi, dulu memanggil tradisional, seinget saya umur 8 tahun. Mengenalnya pertama kali dari nenek saya yang sedang membuat kopi sendiri disangrai pakai kreweng," ceritanya.

Tak jauh berbeda dengan Muna, Faisal juga lebih suka yang kopi Greng. 

"Di Kopi Greng ada sesuatu hal yang membuat saya terkesan," penilaiannya.

Skor dimenangkan oleh Mbah Sunarsih dengan kopi grengnya.

Lilik menilai kopi sekarang menjadi sesuatu yang istimewa. Semua kalangan masuk, bahkan anak-anak dengan permennya kebanyakan permen kopi yang dicari meski komposisinya tidak kopi banget. 

Artinya, tambah Lilik, kopi sudah merambah ke semua lini. Ini adalah bagian dari kesempatan untuk anak muda dalam mengekspor kopi.Tradisi menumbuk kopi bisa dibuat cerita, dan lain-lain. Jadi kopi itu punya banyak cerita. 

"Saya mengajak semua anak muda untuk mengeksplorasi (eksploitasi) kopi Kudus yang kini sudah dikenal dimana-mana," ajaknya. (Ind/Mhr)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Meriahkan International Coffee Day, KBPW Gelar Coffe Battle

Trending Now