Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

PESAN UNTUK MAHASISWA BARU

parist  id
Selasa, Agustus 23, 2022 | 01:26 WIB
Mahasiswa baru IAIN Kudus berbaris rapi mengikuti kegiatan PBAK hari pertama


Aku membayangkan mahasiswa baru dijemur di lapangan pagi itu. Dengan memakai setelan kemeja putih bersih, dasi hitam baru, celana hitam rapi serta kaki di bungkus kaos kaki sebelum di masukkan ke sebuah pantofel yang mengkilap. Mereka berbaris rapi sekitar ratusan jumlahnya. Sementara itu, di depan lapangan suara panitia memekikkan telinga dengan suara komando yang sangat cerewet.

Apa ini pengenalan budaya akademik kampus? Maksudku pengenalan ketika nanti menjadi mahasiswa terik panas seperti ini belumlah seberapa ketimbang panas nya mereka nanti ketika turun ke jalan dan menuntut beberapa hak atas nama rakyat kecil. Juga, panasnya turun ke jalan masih belum ada apa-apanya ketimbang rakyat kecil yang memperjuangkan hidupnya tanpa tau hak dan keadilan mereka seringkali direnggut oleh elite penguasa. 

Syahdan, Mahasiswa memiliki tempat yang istimewa bagi masyarakat Indonesia. Dengan tampilan yang menarik, gaya bicara yang penuh retorik, dan pola berpikir yang runtut membuat beberapa kali mereka terlibat dalam pembentukan sejarah bangsa ini. Di mulai Soekarno dan teman-teman sebelum masa pra-kemerdekaan dengan beberapa kali menentang kebijakan penjajah yang merugikan bangsa Indonesia sampai mencapai kemerdekaan. Lalu diteruskan oleh Soe Hok Gie dan se-angkatannya dengan menentang orde lama Presiden Soekarno yang lebih miring ke kiri. Terakhir, ditutup oleh hancurnya orde baru Presiden Soeharto oleh mahasiswa 98 yang dinilai sangat totaliter. 

Pergulatan inilah yang membuat mahasiswa menjadi salah satu kekuatan yang besar dalam gerakan di Indonesia. Mahasiswa terlibat dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan orang banyak. Bidang itu mulai dari pendidikan, kebudayaan, lingkungan maupun politik. Dengan begitu, tidak berlebihan apabila mahasiswa lebih exist ketimbang dosennya (profesi) sendiri.  Seperti dalam puisi Taufiq Ismail berikut ini:


Takut ’66, Takut ‘98

Mahasiswa takut pada dosen

Dosen takut pada dekan

Dekan takut pada rektor

Rector takut pada menteri

Menteri takut pada presiden

Presiden takut pada mahasiswa

Takut ’66, takut ‘98


1998

Apabila dilihat sejarah, pola mahasiswa dari pra- kemerdekaan sampai pasca- reformasi adalah menjebol dan membangun. Menjebol tatanan pemerintahan yang sudah ada, dari pemerintahan kolonial sampai orde baru, yang dinilai sudah terlalu usang sehingga merugikan banyak pihak. Di bagian lain, mahasiswa juga ikut membangun ulang tatanan pemerintahan yang baru agar relevan dan lebih baik. 

Aku membayangkan mahasiswa baru dijemur di lapangan pagi itu. Dengan memakai setelan kemeja putih bersih, dasi hitam baru, celana hitam rapi serta kaki di bungkus kaos kaki sebelum di masukkan ke sebuah pantofel yang mengkilap. Mereka berbaris rapi sekitar ratusan jumlahnya. Sementara itu, di depan lapangan suara panitia memekikkan telinga dengan suara komando yang sangat cerewet. 

Apa ini pengenalan budaya akademik kampus? Maksudku pengenalan ketika nanti menjadi pegawai maupun pejabat publik, terik panas seperti ini belumlah seberapa ketimbang panas nya apel pagi setiap hari senin di depan kantor. Belum lagi upacara hari-hari besar kebangsaan negeri ini yang jumlahnya lebih dari apa yang kalian pikirkan dulu ketika menginjak Sekolah Dasar. Juga, belum ada apa-apanya apabila ditambah dengan menyanyikan lagu Indonesia, mengheningkan cipta untuk pahlawan yang telah lama gugur, serta pidato dari atasan yang lebih cerewet nantinya.

Menjadi mahasiswa, artinya siap menjalani pilihan jurusan yang sudah dipilih sejak awal. Komitmen memang dibutuhkan dalam hal ini. Tidak ketinggalan profesionalitas, maksudnya ialah jangan pernah membahas apa yang tidak ada di jurusan. Sesuaikan dengan apa yang sudah ada dalam mata kuliah. Itu dapat dilakukan dengan mengikuti segala bentuk perkuliahan sampai selesai. Kemudian, sambil berjalan penting apabila menguasai ilmu dasar-dasar perkantoran, dan mencari relasi kerja agar sebelum wisuda tidak begitu lama menganggur. Dengan begitu, ke depannya nanti jenjang karir akan lebih mudah.

Akhir kata, terlepas apapun pilihan yang diambil oleh para mahasiswa nantinya. Keduanya sebenarnya sama saja, banyak yang berakhir di penjara. Bedanya, yang satu biasanya di penjara sebagai tahanan politik. Dan yang satunya lagi sebagai tahanan KKN. 


*Presiden Ngadono, pernah menjadi mahasiswa IAIN Kudus

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PESAN UNTUK MAHASISWA BARU

Trending Now