Best Viral Premium Blogger Templates

Bekali Perfilman Foklor Muria, KBPW Gelar Kemah Budaya

parist  id
Kamis, Juni 08, 2023 | 09:25 WIB


PARIST.ID, Kampus- Rendahnya literasi foklor Muria melalui dokumentasi, Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) gelar Di hari kedua Muria Culture Camp.  Dalam acara tersebut menghadirkan  materi penyutradaraan oleh Anto Galon, serta akting dan keaktoran oleh Teuku Rifnu Wikana. 

Kemah ini diikuti sebanyak 30 peserta, yang merupakan hasil seleksi dari 50 peserta yang datang dari tiga kabupaten, yakni Pati, Kudus, dan Jepara. Dan tindak-lanjut dari acara ini, peserta akan diseleksi menjadi 10 besar, untuk nantinya diberikan dana pembuatan film.

Selaku ketua KBPW, Muchamad Zaini menyampaikan tujuan acara ini yakni, folklor yang ada di Muria bisa dikenal luas dan sampai pada khalayak.

"Bagaimana folklor yang ada di Muria ini, bisa tersebar lebih luas dan lebih rama, karena masih jarang sekali nilai-nilai Mbah Sunan Muria, bisa tersampaikan ke publik" kata Muchamad Zaini.

Selain itu Muchamad Zaini juga menyampaikan, antusias dari peserta sangat luar biasa, dengan perbedaan usia dan lain sebagainya.

"Meskipun berbeda kultur, usia, dan lainnya, mereka bisa mengimbangi dengan bertanya dan merespon narasumber," imbuhnya.

Muchamad Zaini berharap, folklor kemuriaan bisa tersebar luas, karena masyarakat lebih tahu mengenai Mbah Sunan Kudus.

"Folklor tentang kemuriaan ini, bisa tersebar di platform-platform lainnya, kalau berbicara perihal Sunan Kudus sudah banyak yang tahu, namun untuk literasi kemuriaan masih sangat sedikit " Harapnya.

Teuku Rifnu Wikana aktor membintangi film Laskar Pelangi (2008) menjelaskan bahwa kerja aktor ialah memahami kerja tubuh yang paling dominan yang dimainkan dengan cara mendalami  dan berlatih.

"Dalam kerja keaktoran, aku (aktor) mesti memahami tubuh dan sukmanya. Responsibility tubuh serta emosi. Dalam hal ini kita akan memahami bagian tubuh mana dari aktor yang lebih dominan bekerja untuk merespon serta wujud ekspresi dalam menggambarkan setiap emosi,” jelas  Teuku.

Teuku  mengungkap bahwa akting adalah kebenaran yang disadari, sehingga tidak ada peran antagonis dan protagonis. 

Sementara itu,  Teuku menambahkan bahwa aktor Indonesia mampu memainkan banyak karekteristik, sebab sejak lahir telah merekam semua pengetahuan.

"Dari kecil kita sudah memahami dan merekam semua itu. Sehingga tugas aktor ialah memahami pelaku dari observasi dan riset sebelum bermain ke arah situ," tambahnya.

Alf/Tias

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bekali Perfilman Foklor Muria, KBPW Gelar Kemah Budaya

Trending Now